Senin, 10 Januari 2011

Bisakah aku mandiri energi ????

Namaku KALISARI aku terletak di kecamatan CILONGOK

kabupaten BANYUMAS - JAWA TENGAH. Luasku 204,355 ha

Terbagi menjadi 2 dusun,4 RW,27 RT. Tinggiku 220 meterdari

permukaan air laut

, aku memiliki 1284 KK dari 5022jiwa. / data Des 2010.

Terletak di 17 km sebelah barat ibu kota kabupaten, hidup di kaki

gunung Slamet membuat tanahku subur untuk pertanian,

peternakan, juga cukup air tuk perikanan.

Aku sangat majemuk ada yg menjadi buruh,tani,polri/tni,pns,dll

dengan mayoritas sebagai pedagang/pengrajin TAHU kadang ada

juga yg menyebut aku ‘’ desa pengeTAHUan’’ hingga bisa menyerap












1025 tenaga kerja dengan kebutuhan kedelai sekitar 7500kg

setiap harinya.

Dari 312 pengrajin TAHU yang berjualan menyebar di

pasar tradisional se wilayah eks karisidenan banyumas bahkan ada

yang sampai ke daerah ketanggungan brebes, balapulang slawi.

Tetapi dengan banyaknya pengrajin TAHU, sungai di wilayahku

menjadi kotor dan rusak karena melimpahnya LIMBAH CAIR

industri tahu.














Gbr. Sungai yg tercemar.

Itu salah satu permasalahan yg tengah aku hadapi selain bahan

baku “kedelai” yang selalu tergantung kepada OBAMA (USA).

Ironis sekali yang katanya NKRI adalah Negara agraris tapi

nyatanya bahan baku TAHU & TEMPE yang menjadi makanan

setiap hari orang miskin sampai orang kaya belom bisa lepas impor.

Tapi kata syukur ALHAMDULILLAH kami ucapkan di 20o9 karena

Pemerintah Melalui RISTEK & BPPT jakarta

Mengalokasikan anggaran untuk menangani limbah cair industri

Tahu dengan hasil yang sangat bermanfaat buat lingkungan dan

Sebagian masyarakat,


















Gbr. Bantuan RISTEK 1


Foto di atas adalah hasil kerja yang luar biasa dari pakar di

Bidang lingkungan dan energi yang mengolah limbah cair dari 13

UKM atau sekitar 5000 liter setiap harinya.

hingga bisa menghasilkan BIOGAZ

Yang dapat di pakai untuk 21 rumah tangga sekitar IPAL, tanpa

Harus membeli LPG untuk memasak.
















Gbr. Foto kompor biogaz





Tak mau ketinggalan pemerintah kabupaten melalui BLH (Badan

Lingkungan Hidup), juga membangun hal yang sama dengan

Kapasitas produksi 125 kg kedelai setiap hari dari 4 UKM yang

Di bangun dalam wilayah kadus 2 di tahun yang sama.

Namun sampai dengan catatan ini kami buat (Des 2010) IPAL

Belum bisa menghasilkan gaz yg di harapkan masyarakat.

















Gbr. IPAL bantuan BLH kab.




Tahun 2010 Bpk Bibit Waluyo (gubernur) melalui Dinas Energi

Sumber Daya Mineral (ESDM) Prov. Jawa Tengah

juga membantu mengatasi permasalahan lingkungan desa

Kalisari dengan membangun 2 Unit IPAL dan alhamdulillah selesai,

Juga sudah bisa bermanfaat untuk 4 rumah tangga sekitar IPAL.

Gaz yang di hasilkan sebetulnya mampu untuk menambah

Pemanfaat, namun karena anggaran yang terbatas pemerintah

Berharap masyarakat untuk ber Swadaya, dengan prioritas UKM

yang di ambil LIMBAH nya.




Pertengahan bulan Agustus 2010 Kementerian Riset dan Teknologi

(RISTEK) dan BPPT jkt kembali membangun 1 unit lagi dengan

Kapasitas produksi 320 kg kedelai dari 7 UKM atau sekitar 2000

liter limbah cair setiap harinya.

Hasil BIOGAZ nya sudah bisa di manfaatkan oleh 9 rmh tangga

Dan masih memungkinkan untuk bertambah pemanfaatnya.


















Gbr. Foto IPAL dari RISTEK & BPPT ke 2.



Adalah sebuah cerita singkat dari DESA pengeTAHUan,

(KALISARI)

Yang masih sangat BERHARAP penuh kepada pemerintah pusat,

Provinsi dan kabupaten atau pihak lain yang peduli LINGKUNGAN

Juga ENERGI TERBARUKAN untuk menyelamatkan bumi dan

Semoga dapat mewujudkan mimpi kami menjadi DESA MANDIRI

ENERGI,.........amin ya robbal’alamin.

2 komentar:

Selia Stefi Yuliasari mengatakan...

pak, niki Tiara. wonten tugas tentang Asal-Usul Desa KAlisari. Pak Bowo kagungan dokumen'e nopo mboten? matur nuwun

Anonim mengatakan...

assalamualaikum pak
saya randy dr ITB dan sangat tertarik dengan IPAL yang ada di Desa Kalisari sana dan ingin melakukan kunjungan studi ke sana
bisa saya minta no kontak kantor desa di sana pak?

Posting Komentar